Beberapa hari ini mang Karyo, tidak aktif di dunia maya menjumpai pengunjung setia yang terhormat. Tentu ada pertanyaan , Kemana ya si Ojeg pintar itu...?
Ya , sesungguhnya mang Karyo sedang berpergian bersama teman bisnisnya dari Jakarta-Singapura-Kuching(Malaysia)-Kembayan(Kalimantan Barat). Nah apa cerita yang dapat didengar dari perjalanan mang Karyo selama ini , marilah kita simak sekejap.
Jakarta - Singapura:
Mangkaryo baru pertama kali ini mengikut perjalanan berniaga atau bisnis ke luar negara pula, Hebat benar si Ojeg ini, seorang pengojeg berpaspor perjalanan ke luar negara. Memang si karyo anak yang pintar dan beruntung. Begitu guman si Bejo.
Dalam perjalanan ini kali pertama mang karyo naik pesawat terbang , maka tidak heran kalau dia memang tampak udik dan gugup dikala diperiksa imigrasi. Begitu juga ketika harus membayar pajak Rp150.000; si Karyo heran oh, begini ya mau naik pesawat bayarnya segitu.
Bukan segini, sahut si Bos yang ngajaknya! ini cuma pajak di AirPort bagi penumpang yang menuju luar negara, begitu mang Karyo.!
Mendengar penjelasannya begitu si Karyo manggut manggut. oh begitu.... mulai keingin tahuannya muncul.
Naik pesawat, si Karyo bingung lah orang bagaimana memakaikan sabuk pengaman, tetapi si Bos yang baik hati mengajarinya dengan kesabaran. Alhamdhulillah si Karyo juga cepat memahami.
Tibalah si Karyo di negara Singa, Singapura.Pada kesempatan ini sempat sehari berjalan mengelilingi negri tetangga itu sembari menemani si Boss berbisnis.
Dalam benak mang Karyo sangat terkesan akan kerapihan di Taksi negri tetangga itu, dan terkesan dapat dipercaya oleh penumpang atau tamunya. Agaknya mang Karyo puas dengan pelayanan taksi yang dia sewa itu. Lagi lagi di pikirannya muncul suatu soalan.
Dalam perjalanan ini kali pertama mang karyo naik pesawat terbang , maka tidak heran kalau dia memang tampak udik dan gugup dikala diperiksa imigrasi. Begitu juga ketika harus membayar pajak Rp150.000; si Karyo heran oh, begini ya mau naik pesawat bayarnya segitu.
Bukan segini, sahut si Bos yang ngajaknya! ini cuma pajak di AirPort bagi penumpang yang menuju luar negara, begitu mang Karyo.!
Mendengar penjelasannya begitu si Karyo manggut manggut. oh begitu.... mulai keingin tahuannya muncul.
Naik pesawat, si Karyo bingung lah orang bagaimana memakaikan sabuk pengaman, tetapi si Bos yang baik hati mengajarinya dengan kesabaran. Alhamdhulillah si Karyo juga cepat memahami.
Tibalah si Karyo di negara Singa, Singapura.Pada kesempatan ini sempat sehari berjalan mengelilingi negri tetangga itu sembari menemani si Boss berbisnis.
Dalam benak mang Karyo sangat terkesan akan kerapihan di Taksi negri tetangga itu, dan terkesan dapat dipercaya oleh penumpang atau tamunya. Agaknya mang Karyo puas dengan pelayanan taksi yang dia sewa itu. Lagi lagi di pikirannya muncul suatu soalan.
"Bagaimana kalau di Jakarta dikumpulkan para pemandu taksi, lalu diberikan suatu bekalan pengetahuan tentang Jakarta, tentang negara kita , tentang budaya Indonesia. Sehingga suatu saat taksinya mendapati tamu asing , maka si supir dapat menjadi penerangan paling depan tentang apa apa yang baik dan dapat menarik wisatawan asing"
Tidak banyak waktu di negri berlambang singa itu, mang Karyo terus melanjutkan perjalanannya mengikuti sang Boss, yakni ke tujuan berikutnya adalah Kuching di Serawak Malaysia.
Mang Karyo menyeberang terbang ke Negri Jiran, di Kerajaan Serawak, yaitu di kota Kuching, dengan pesawat Air Asia dari Singapura. Apa hal hal yang dapat mang Karyo kesan adalah banyak benda benda sama dengan di Indonesia, meski ada beberapa sedikit perbedaan.., salah satunya yang ia kesan antara lain.
Wow, Alhamdhulillah ya Allah saya si tukang ojeg sudah sampai ke negri Jiran yang dulunya saya mengenal dari sebuah lagu sahaja,
Semalam di Malaysia,
Oh dimana, kawan baru, kawan baru yang dulu berjuang.
Oh Malaysia,,, tetangga saya..
Kata Mang Karyo sambil berbenah tempat menginapnya.
Dia ingat kepada rekan rekan ngojeg nya, si Bejo si mBah, pak De juga anak anaknya Ceking dan Comprang. semua menjadi bagian kerinduannya. Namun ini adalah pengalamannya melanglang keluar negara.
Banyak yang Mang karyo kesan adalah ketika tas dan bawaannya ketinggalan di tempat kedai makan, maka beberapa jam kemudian si Karyo kembali , barang barangnya masih ada dan utuh tidak berkurangpun. Di amankan si pemilik Kedai.... Alhamdhulillah ya Allah. Kemudian mang Karyo mengguman, jujur jujur orang disini, wah kalau di tempatku sendiri ini mah dapat hilang menguap segalanya, syukurlah ketinggalan di tempat sini. begitu gumannya.
Lain lagi ketika berdua sedang menaiki taksi sewaan, mencoba keliling kota Kuching, jalan jalan sejenak mang Karyo terlihat bengong dan berkesan.. Apa mang yang menjadi bengong rindu anak apa istri...? Begitu tenya si Boss.
Oh bukan boss, saya sedang membayangkan seandainya ketertipan di jalan raya ini ada di Jakarta, termasuk kedisiplinan pengendaranya, Wah alangkah enaknya berjalan kemana saja... Semua sisi diduduki orang yang jujur , tidak tamak dalam berkerja, terlihat semua berjalan santai dan tidak berlarian, tergesa gesa, bagaikan gerak-haiwan dalam percobaan Brown.
Mang Karyo menyeberang terbang ke Negri Jiran, di Kerajaan Serawak, yaitu di kota Kuching, dengan pesawat Air Asia dari Singapura. Apa hal hal yang dapat mang Karyo kesan adalah banyak benda benda sama dengan di Indonesia, meski ada beberapa sedikit perbedaan.., salah satunya yang ia kesan antara lain.
Wow, Alhamdhulillah ya Allah saya si tukang ojeg sudah sampai ke negri Jiran yang dulunya saya mengenal dari sebuah lagu sahaja,
Semalam di Malaysia,
Oh dimana, kawan baru, kawan baru yang dulu berjuang.
Oh Malaysia,,, tetangga saya..
Kata Mang Karyo sambil berbenah tempat menginapnya.
Dia ingat kepada rekan rekan ngojeg nya, si Bejo si mBah, pak De juga anak anaknya Ceking dan Comprang. semua menjadi bagian kerinduannya. Namun ini adalah pengalamannya melanglang keluar negara.
Banyak yang Mang karyo kesan adalah ketika tas dan bawaannya ketinggalan di tempat kedai makan, maka beberapa jam kemudian si Karyo kembali , barang barangnya masih ada dan utuh tidak berkurangpun. Di amankan si pemilik Kedai.... Alhamdhulillah ya Allah. Kemudian mang Karyo mengguman, jujur jujur orang disini, wah kalau di tempatku sendiri ini mah dapat hilang menguap segalanya, syukurlah ketinggalan di tempat sini. begitu gumannya.
Lain lagi ketika berdua sedang menaiki taksi sewaan, mencoba keliling kota Kuching, jalan jalan sejenak mang Karyo terlihat bengong dan berkesan.. Apa mang yang menjadi bengong rindu anak apa istri...? Begitu tenya si Boss.
Oh bukan boss, saya sedang membayangkan seandainya ketertipan di jalan raya ini ada di Jakarta, termasuk kedisiplinan pengendaranya, Wah alangkah enaknya berjalan kemana saja... Semua sisi diduduki orang yang jujur , tidak tamak dalam berkerja, terlihat semua berjalan santai dan tidak berlarian, tergesa gesa, bagaikan gerak-haiwan dalam percobaan Brown.
0 Response to "Travel To Kembayan"
Thank you for your visit